BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan bisnis. Tujuan informasi ini adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langkah pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi yang diterapkan dapat mempengaruhi organisasi.
Sebagai salah satu produsen yang bergerak dalam bidang manufacturing, PT XXX merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi obat-obatan. Dalam penelitian ini, penulis tertarik melakukan analisis terhadap peranan akuntansi perilaku dalam lingkungan perusahaan.
1.2 Gambaran Umum Perusahaan
PT XXX yang beralamat di komplek green ville, Jakarta barat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Manufaktur dalam bidang usaha perindustrian obat-obatan.
1.3 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dinyatakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh akuntansi perilaku terhadap peningkatan evaluasi kinerja pada PT XXX?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh akuntansi perilaku terhadap peningkatan evaluasi kinerja pada PT XXX.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan atas masalah yang sedang diteliti. Manfaat lainnya adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima selama kuliah dan mengembangkannya secara sistematis dan konsisten dalam bentuk tulisan berdasarkan ilmiah.
Bagi perusahaan yang dijadikan obyek penelitian, hasil penelitian ini dapat memberikan sedikit gambaran dan saran untuk mengetahui serta memperbaiki kelemahan–kelemahan yang ada dalam perusahaan
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN TEORITIS
2.1 Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan. Penting untuk dicatat bahwa definisi sikap adalah suatu tendensi atau kecenderungan dalam menjawab atau merespons, dan bukan dalam menanggapi dirinya sendiri. Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghadirkan suatu kesiap siagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku. Oleh karena itu, sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku.
2.2 Komponen Sikap
Dalam organisasi, sikap adalah penting karena mempengaruhi perilaku kerja. Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap. Informasi yang dimiliki oleh seseorang mengenai penolakan sikap, baik yang akurat maupun yang tidak akurat telah menciptakan suatu kekuatan. Komponen emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek sikap. Hal positif yang dirasakan meliputi kegemaran, rasa hormat, atau pengenalan terhadap jiwa orang lain. Perasaan negatif meliputi rasa tidak suka atau rasa takut. Komponen perilaku mengacu kepada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek sikap.
2.3 Fungsi Sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama yaitu : pemahaman, kebutuhan akan kepuasan, defensif ego dan ungkapan nilai. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap mengizinkan seseorang untuk menilai suatu situasi baru dengan cepat tanpa perlu mengumpulkan semua informasi yang relevan mengenai situasi tersebut.
Sikap juga melayani suatu hal yang bermanfaaat atau fungsi kebutuhan yang memuaskan. Misalnya saja, manusia cenderung untuk membentuk sikap positif terhadap objek dalam menemukan sikap negatif. Selain itu, kebutuhan mereka juga mengarah pada objek tujuan yang dibutuhkan. Seorang karyawan mungkin membentuk sikap positif atau negatif terhadap usulan kebijakan perusahaan, bergantung pada apakah kebijakan tersebut dinilai sebagai sesuatu yang baik oleh karyawan itu. Sikap juga melayani fungsi defensif ego dengan melakukan pengembangan atau pengubahan guna melindung manusia dari pengetahuan yang berlandaskan kebenaran dasar manusia itu sendiri atau dunia nya. Akhirnya, sikap juga melayani fungsi nilai ekspresi. Manusia memperoleh kepuasan melalui pernyataan diri mereka dengan sikapnya. Berikut ini akan dijelaskan salah satu teori yang terkait dengan sikap yaitu : teori motivasi.
2.4 Teori Motivasi
Mengarahkan dan memotivasi karyawan adalah pekerjaan para manajer. Hal ini sangat penting karena arti manajer, sebagaimana sering didefinisikan oleh banyak buku manajemen, adalah menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (getting things done through other people). Manajer akan selalu berusaha agar karyawan selalu rajin bekerja, dan mau bekerja dengan giat. Para ahli menjelaskan bahwa terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi. Dengan demikian, terdapat sesuatu yang memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu. Herzberg mengatakan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi sangat erat kaitannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja meliputi : kebijakan perusahaan, kondisi pekerjaan, hubungan perseorangan, keamanan kerja dan gaji. Sedangkan faktor motivasi meliputi : prestasi, pengakuan, tantangan pekerjaan, promosi dan tanggung jawab. Semuanya ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang penulis peroleh selama bekerja di perusahaan dan data sekunder adalah data yang terdapat pada catatan dan laporan yang penulis peroleh pada perusahaan tempat penelitian dilakukan serta buku-buku dan referensi lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Akuntansi Perilaku untuk Meningkatkan Evaluasi Kinerja Karyawan
Setiap hari manusia dipaksa untuk mengubah sikap dan perilaku melalui pesan yang dirancang khusus untuk hal tersebut. Berdasarkan pengamatan Penulis selama bekerja di PT XXX, Penulis sering kali mengamati beberapa karyawan yang tidak mematuhi peraturan perusahaan, seperti :
Terlambat datang ke kantor.
Melakukan kegiatan pribadi selama jam kerja yang dapat menggangu kegiatan perusahaan.
Walaupun perusahaan sudah menetapkan sanksi atas pelanggaran ini yaitu mempengaruhi evaluasi kinerja karyawan, namun hal ini terus berlanjut. Setelah mempelajari lebih lanjut atas hal ini, maka Penulis berpendapat bahwa pelanggaran ini terjadi akibat kurangnya penerapan motivasi dari manajer untuk menigkatkan komitmen organisasi.
Komitmen organisasi merupakan suatu tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitment organisasi juga merupakan nilai personal, yang mengacu pada sikap loyalitas pada perusahaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sebagai penutup dari makalah ini, berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah penulis lakukan maka penulis mencoba memberikan kesimpulan serta saran atas uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan ini adalah sebagai berikut :
Peran akuntansi perilaku dapat meningkatkan evaluasi kinerja karyawan pada PT XXX . Hal ini dapat terwujud melalui penerapan teori motivasi yang tepat untuk meningkatkan komitment organisasi.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya dan atas kesimpulan yang dibuat, penulis mencoba mengajukan beberapa saran kepada perusahaan sebagai berikut :
Untuk meningkatkan evakuasi kinerja karyawan melalui teori motivasi yang tepat dapat dilakukan antara lain :
• Memberikan kompensasi (upah, gaji, dan tunjangan) yang menarik atau bahkan kompetitif bila dibandingkan dengan perusahaan lain.
• Membuat kondisi kerja yang nyaman dan menyediakan fasilitas kerja yang baik.
• Memberikan tugas atau pekerjaan yang menantang dan menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar